Berita seputar air

Pencemaran Air di Kalsel Ibarat Bom Waktu

BANJARMASIN--MICOM: Pencemaran di sungai dan waduk yang menjadi sumber air baku untuk air bersih bagi masyarakat terus meningkat. Jika pemerintah tidak memperbaiki kualitasnya, dikhawatirkan jadi bom waktu yang mengancam kesehatan masyarakat.

"Hingga kini pemerintah hanya berdiam diri, dan tidak ada perbaikan sama sekali terhadap kualitas air. Ini sangat berbahaya bagi kita semua," kata Manager Distribusi Perusahan daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Doughlas Sinaga di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Jumat (22/6).

Berdasarkan hasil penelitian PDAM Bandarmasih terhadap sejumlah sungai yang menjadi sumber air baku sepanjang 2005-2011, pencemaran logam berat seperti air raksa (Hg), zat besi (Fe), seng (Zn) hingga arsenik (Ar), terus berlangsung. Sumber air yang tercemar antara lain Sungai Barito, Martapura, Tabuk, Sungai Bilu dan Waduk Riam Kanan.

Kondisi itu diperparah lagi oleh tingkat kekeruhan BOD, COD serta bakteri e colli yang jauh melampaui baku mutu air. Akibatnya, PDAM harus mengeluarkan biaya besar untuk penjernihan air.

Menurut Doughlas, untuk menjernihkan air sungai diperlukan biaya Rp350 per liter dan Rp150 untuk air irigasi Riam Kanan. Oleh karena itu, jangankan untuk membuat air siap minum, membuat air bersih pun PDAM mengalami kesulitan. Bahkan, pada saat-saat tertentu perusahaan itu terpaksa berhenti beroperasi, karena tingkat pencemaran yang tinggi dan dinilai berbahaya bagi kesehatan masyarakat.

Sumber : http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/22/328091/127/101/Pencemaran-Air-di-Kalsel-Ibarat-Bom-Waktu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar